Kalau ada satu masakan yang selalu bisa bikin saya senyum-senyum sendiri pas makan, itu adalah telur dadar bawang merah. Bukan karena ribet, bukan karena mewah. Tapi karena rasanya yang ngangenin banget dan aromanya culinary yang khas.
Saya masih inget waktu kecil, tiap pulang sekolah dan lagi kelaperan, mama cuma butuh waktu lima menit buat nyiapin satu menu andalan: telur dadar dengan potongan bawang merah yang digoreng agak garing di pinggirannya. Simple banget, kan? Tapi rasanya? Wah, jangan ditanya.
Dan anehnya, meskipun sekarang udah nyobain banyak makanan fancy, mulai dari ramen Jepang sampai steak medium-rare, saya tetap balik lagi ke satu comfort food ini. Entah kenapa, kesederhanaannya justru jadi daya tarik paling kuat.
Kenapa Telur Dadar Bawang Merah Itu Simpel Tapi Menggoda?
Sederhana. Itu kata kuncinya fimela.
Cuma butuh tiga bahan utama: telur, bawang merah, dan garam. Tambahan opsional: cabai rawit kalau mau pedas, atau daun bawang kalau lagi fancy. Tapi jujur aja, versi original tanpa embel-embel aja udah enak banget.
Nggak ada teknik masak ribet. Nggak perlu blender, nggak butuh takaran akurat, dan bisa dimasak di wajan warisan yang udah lecet-lecet. Cukup campurin bahan, kocok, tuang ke wajan panas, goreng sampe pinggirnya renyah. Udah, gitu aja.
Saya pernah, loh, coba masak ini waktu ngekos, cuma punya satu kompor portable dan panci kecil. Tapi tetep jadi. Dan tetap enak. Makanya, menurut saya ini menu penyelamat banyak anak rantau dan orang sibuk.
Kok Bisa Telur Dadar Bawang Merah Populer?
Jawabannya ada dua: praktis dan penuh nostalgia.
Kalau kamu browsing di TikTok atau YouTube, banyak banget food vlogger yang bikin konten soal “masakan sederhana tapi enak”. Nah, telur dadar bawang merah ini salah satu yang paling sering muncul. Karena ya itu, siapa pun bisa masak, dan hampir semua orang pernah makan.
Saya pernah ngobrol sama teman dari berbagai daerah di Indonesia—dari Padang sampai Pontianak—dan rata-rata mereka punya cerita soal telur dadar bawang merah versi keluarga masing-masing. Ada yang suka ditambah sambal, ada yang dicocol kecap, ada yang digulung ala-ala omelet. Popularitasnya tuh nggak dibangun oleh tren, tapi oleh kebiasaan rumah tangga dari generasi ke generasi.
Dan menurut saya, inilah kekuatan makanan sederhana: ia hidup dalam kenangan banyak orang.
Resep Telur Dadar Bawang Merah ala Dapur Rumah
Oke, ini bagian yang ditunggu-tunggu. Tapi tenang, resepnya gampang banget.
Bahan:
-
2 butir telur ayam
-
3 siung bawang merah, iris tipis
-
Garam secukupnya
-
Minyak goreng untuk menggoreng
Opsional:
-
1 batang daun bawang, iris halus
-
1-2 buah cabai rawit merah, iris tipis
-
Sedikit kaldu bubuk atau merica
Cara Membuat:
-
Pecahkan telur dalam mangkuk. Tambahkan garam, aduk rata.
-
Masukkan bawang merah (dan bahan opsional kalau pakai).
-
Panaskan sedikit minyak di wajan. Pastikan cukup panas ya, biar hasilnya garing di pinggiran.
-
Tuang adonan telur. Biarkan bagian bawahnya agak coklat dan bagian atas mulai set.
-
Balik perlahan. Masak sampai matang sempurna di kedua sisi.
-
Angkat dan tiriskan. Sajikan panas-panas.
Simpel? Banget. Tapi hasilnya? Bisa bikin kamu nambah nasi dua kali.
Tips Menikmati Telur Dadar Bawang Merah Biar Makin Mantap
Setelah bertahun-tahun masak ini, saya nemu beberapa trik yang bikin hasilnya makin nikmat.
1. Gunakan Bawang Merah Lokal
Saya pernah pakai bawang bombay karena stok bawang merah habis. Hasilnya? Kurang greget. Bawang merah lokal punya rasa yang lebih tajam dan aroma yang khas. Itu kunci kelezatannya.
2. Jangan Terlalu Banyak Minyak
Saya tahu ada yang suka dadar telur garing-garing berminyak. Tapi terlalu banyak minyak bisa bikin rasa asli dari bawang merahnya ketutupan. Gunakan minyak secukupnya aja.
3. Makan Saat Masih Hangat
Ini makanan yang paling pas disantap langsung setelah matang. Waktu masih ada sensasi kriuk-kriuk dari pinggiran dan aroma wangi bawangnya masih kuat. Kalau didiemin kelamaan, dia jadi lembek dan aromanya ilang.
4. Tambahan Sambal atau Kecap?
Terserah sih, tapi buat saya, sambal tomat rumahan atau kecap manis plus nasi anget tuh kombinasi maut. Sesekali saya tambahin juga irisan tomat biar lebih segar.
5. Buat Versi Gulung
Kalau lagi pengen yang beda, saya tuang tipis-tipis di wajan teflon, lalu gulung perlahan kayak bikin tamago Jepang. Tetap pakai bawang merah, tapi jadi lebih lucu bentuknya buat bekal anak-anak.
Telur Dadar Bawang Merah di Mata Saya Sekarang
Setelah bertahun-tahun nyoba segala jenis resep dari YouTube, dari pasta karbonara sampai ayam teriyaki, saya sadar satu hal: kunci dari masakan yang bikin bahagia bukan cuma soal rasa, tapi soal keterikatan emosional.
Telur dadar bawang merah bukan cuma makanan. Itu simbol rumah, kenangan masa kecil, dan bukti bahwa kelezatan nggak harus rumit. Setiap kali saya bikin, rasanya kayak lagi duduk di dapur rumah bareng ibu, sambil nunggu nasi matang dan ngobrol soal hari itu.
Dan anehnya, tiap kali saya masak ini buat tamu atau teman, mereka selalu bilang: “Ini enak banget, kok bisa sesimpel ini?” Nah, itu dia keajaiban makanan tradisional yang terlupakan: justru karena dia nggak ribet, dia jadi istimewa.
Kenapa Telur Dadar Bawang Merah Layak Jadi Resep Andalan?
Kita hidup di era serba cepat. Banyak orang pengen yang praktis tapi tetap enak. Nah, telur dadar bawang merah adalah jawabannya. Murah, cepat, nggak butuh skill tinggi, tapi bisa menyentuh hati dan perut dalam satu waktu.
Kalau kamu blogger kuliner, anak kos, ibu rumah tangga, atau sekadar orang yang pengen makan enak tanpa ribet—telur dadar bawang merah harus masuk daftar kamu. Dan siapa tahu, kamu juga bakal punya cerita emosional sendiri tentang makanan ini, seperti saya.
Ketika Telur Dadar Bawang Merah Jadi Penyelamat di Tanggal Tua
Siapa yang sering ngalamin tanggal tua yang menyiksa dompet? Saya termasuk salah satu yang sering banget. Gaji belum turun, isi kulkas tinggal telur, bawang, dan harapan. Tapi dari situlah saya jadi makin akrab sama si telur dadar bawang merah ini.
Serius deh, waktu itu saya cuma punya uang recehan, dan males banget keluar rumah karena hujan. Akhirnya saya buka kulkas, ngelihat ada 3 butir telur dan beberapa siung bawang merah yang udah hampir layu. Nggak mikir lama, langsung saya olah.
Dan rasanya? Masih sama enaknya kayak biasa. Malah lebih nikmat karena datang di saat paling dibutuhkan. Sejak saat itu saya selalu sedia telur dan bawang merah di dapur, kayak kit darurat. Apalagi kalau lagi kerja remote dan butuh makanan cepat saji.
Yang lucu, waktu saya cerita ini ke temen-temen, ternyata banyak yang punya pengalaman serupa. Tanggal tua = telur dadar bawang merah. Jadi semacam “survival food” bersama.
Variasi Telur Dadar Bawang Merah di Daerah Lain
Waktu saya traveling ke beberapa daerah di Indonesia, saya iseng nanya ke warga lokal: “Kalau di sini biasanya masak telur dadar gimana sih?”
Ternyata, meski namanya mirip-mirip, tiap daerah punya ciri khas sendiri soal telur dadar bawang merah.
Di Minang:
Biasanya mereka tambahin cabai merah keriting dan daun kunyit. Rasanya lebih nendang dan aromanya khas banget. Kadang malah dikasih kelapa parut, mirip telur dadar Padang yang tebal itu.
Di Jawa Timur:
Orang-orang suka nambahin kecap manis sedikit ke adonan telur. Hasilnya? Rasa manis gurih yang nyambung banget sama nasi putih.
Di Bali:
Ada yang menambahkan terasi sedikit ke adonan. Jujur, awalnya saya skeptis, tapi setelah nyoba—wow, rasa umaminya luar biasa. Pedas, asin, dan khas banget.
Dari situ saya belajar bahwa makanan sesederhana telur dadar bawang merah bisa berevolusi tergantung lidah dan budaya lokal.
Baca juga artikel menarik lainnya tentang Resep Lontong Kuah Kari: Sederhana dan Enak, Bisa Dicoba di Rumah! disini