Cara Menentukan Niche Blog yang Tepat: Kisah Gue Nyasar

Niche Blog

Niche Blog, gue mulai blogging tuh dari niat iseng. “Pokoknya nulis aja deh, yang penting aktif,” pikir gue waktu itu. Dan hasilnya? Ya blog gue isinya campur aduk: dari review drama Korea, curhat galau, sampai tips Excel.

Awalnya sih semangat, karena bisa nulis apa aja. Tapi setelah sebulan? Gue bingung sendiri. Mau nulis apa lagi? Nggak ada arah. Dan yang lebih parah, pembaca pun bingung ini blog tentang apa.

Itu pelajaran pertama gue: blog yang gak punya niche itu kayak kapal tanpa arah. Mungkin jalan, tapi nggak tau mau ke mana.

Niat Nge-Blog Buat Nulis Apa Aja, Tapi Malah Gagal Total

Niche Blog

Apa Itu Niche Blog dan Kenapa Penting Banget?

Gue dulu ngira “niche blog” itu istilah buat blog yang isinya teknis atau bisnis doang. Ternyata enggak. Niche itu fokus utama blog kita. Bisa aja niche-nya seputar:

  • Kuliner

  • Parenting

  • Traveling

  • Keuangan pribadi

  • Lifestyle minimalis

  • Self-improvement

Dan seterusnya. Niche itu penting karena:

  1. Membantu lo konsisten nulis dalam satu topik

  2. Bikin audiens ngerti lo itu siapa dan bahas apa

  3. Bantu SEO karena Google jadi lebih paham konten lo

  4. Buka peluang monetisasi lebih mudah karena jelas targetnya

Gue sadar itu setelah traffic blog gue stuck. Tiap kali gue cek Google Search Console, hasilnya… acak-acakan. Ada yang datang karena nyari “cara masak nasi goreng”, tapi terus kabur karena postingan selanjutnya soal “cara setting modem”. 😅

Trial & Error: Gonta-Ganti Niche Bikin Gue Lelah Mental

Gue pernah nyoba niche teknologi. Tulis soal tips Android, review gadget murah, dan sejenisnya. Tapi kenyataannya? Gue nggak terlalu paham teknis. Dan karena nggak enjoy, gue cepet burnout.

Terus gue pindah ke dunia parenting (karena temen gue bilang “niche-nya rame!”). Tapi ya… gue nggak bisa nulis sesuatu yang nggak gue jalani.

Akhirnya, setelah beberapa bulan, gue mutusin buat duduk sebentar dan nanya ke diri sendiri: “Apa sih yang gue beneran suka bahas, dan sanggup gue tulis terus-menerus?”

Dan jawaban gue waktu itu: ngomongin blogging, konten, dan digital marketing secara santai. Bukan karena gue pakar, tapi karena gue suka banget belajar dan nulis ulang hasil belajarnya ke bahasa yang lebih manusiawi.

Itu turning point gue.

Cara Gue Menentukan Niche Blog (Tanpa Overthinking)

Niche Blog

Buat lo yang juga masih bingung nentuin niche blog, ini beberapa langkah real yang gue lakuin:

1. Cek Minat dan Passion

Gue tulis 10 hal yang gue suka bahas (tanpa mikir apakah itu populer atau enggak):

  • Nulis

  • Copywriting

  • Personal growth

  • Content creator

  • Bahasa Indonesia

  • Tools digital

  • SEO (walau masih newbie banget waktu itu)

Terus gue lingkarin yang bisa gue bahas berulang-ulang tanpa bosen. Itu udah tanda awal niche potensial.

2. Evaluasi Skill atau Pengalaman

Gue tanyain juga: “Di bidang apa sih yang orang-orang suka nanya ke gue?”

Waktu itu ternyata banyak yang minta tolong soal:

  • Bikin bio IG yang bagus

  • Nulis caption jualan

  • Ngerangkai kalimat buat pitch email

Dari situ gue sadar: mungkin niche gue emang berkaitan sama writing for internet use.

3. Cek Potensi Audiens

Gue nggak mau nulis cuma buat diri sendiri. Jadi gue cek juga di Google Trends dan Ubersuggest, seberapa sering topik-topik itu dicari orang. Hasilnya? Topik kayak “cara bikin blog pribadi” dan “cara nulis yang menarik” cukup banyak dicari, dikutip dari laman resmi Jagoan Hosting.

Dan yang penting… gue sanggup bahas itu dengan cara gue sendiri.

Fokus Itu Menyelamatkan Energi

Niche Blog

Setelah gue mulai fokus ke niche “blogging & konten kreator”, rasanya beda banget. Gue bisa nulis konten yang saling nyambung. Gue bisa bikin series post. Dan lebih gampang dapet pembaca loyal.

Contohnya:

  • Hari ini nulis “Kenapa Niche Penting”

  • Minggu depan nulis “Cara Nulis Blogpost SEO”

  • Terus lanjut ke “Daftar Tools Blogger yang Gue Pakai”

Semuanya saling berhubungan, dan bikin gue gampang ngelola ide. Nggak ada lagi tuh, stuck mau nulis apa.

Dan bonusnya… trafik gue naik stabil karena Google makin ngerti blog gue itu tentang apa.

Apakah Harus Punya Niche dari Awal?

Nggak juga, bro. Gue juga mulai dari blog campuran. Tapi semakin cepat lo nemu niche, semakin cepat lo bisa berkembang. Jangan tunggu semuanya sempurna. Lo bisa mulai dari:

  • Niche luas dulu (kayak lifestyle)

  • Terus pelan-pelan mengerucut ke topik tertentu (misal: lifestyle minimalis)

Dan inget, niche itu bukan penjara. Lo tetap bisa improvisasi, asal tetap relevan.

Contoh:

  • Niche utama gue adalah blogging

  • Tapi gue juga bahas mental writer, rutinitas produktif, dan konten kreatif

  • Selama masih nyambung, fine-fine aja

Monetisasi Niche Itu Lebih Gampang (dan Gak Maksa)

Setelah punya niche jelas, lebih gampang:

  • Dapet brand partnership (karena brand suka yang jelas target pasarnya)

  • Pasang produk afiliasi yang relevan

  • Bikin produk digital kayak ebook atau template

Gue sendiri mulai dapet tawaran kecil-kecilan dari tools blogging. Bahkan gue bisa promosiin produk afiliasi kayak domain & hosting karena nyambung banget sama niche gue.

Penutup: Niche Itu Arah, Bukan Batasan

Buat lo yang lagi galau soal niche blog, santai aja. Lo nggak harus nemuin yang paling sempurna sekarang juga. Tapi lo harus mulai. Karena dari langkah kecil itulah lo bisa refine dan berkembang.

Inget:

  • Mulai dari minat dan pengalaman lo

  • Lihat apa yang bisa lo bahas terus-menerus

  • Tes pasar lewat beberapa postingan

  • Dan jangan takut pivot kalau perlu

Tapi jangan terlalu lama mikir, karena… blog yang terlalu lama “di-setting” tanpa diisi, ya tetep aja kosong.

Gue juga masih belajar sampai sekarang. Tapi satu hal yang gue yakin: punya niche itu bikin ngeblog jadi lebih fokus, lebih seru, dan lebih powerful.

Baca Juga Artikel dari: Pake Katalog Digital? Gue Kaget Sendiri Liat Dampaknya

Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Informasi

Author