Pantai Plengkung Jujur, pertama kali denger tentang Pantai Plengkung tuh dari temen yang demen banget surfing. Katanya, ini tempat sakralnya para surfer dunia. Awalnya aku kira lebay, tapi makin aku googling, makin penasaran. Nah, karena waktu itu aku butuh pelarian dari rutinitas yang gitu-gitu aja, akhirnya aku putusin buat cus ke Banyuwangi. Dan ternyata… itu salah satu keputusan terbaik yang pernah aku buat!
Travel Pantai Plengkung, atau lebih dikenal sebagai G-Land, bukan pantai biasa. Ini tempatnya ombak gila-gilaan yang bisa bikin surfer pro klepek-klepek. Tapi buat yang nggak surfing juga, tenang, pantai ini tetep keren banget buat healing. Teretak di Taman Nasional Alas Purwo, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur 68484, Indonesia
Perjalanan Menuju Pantai Plengkung: Tantangan Seru Sebelum Ketemu Surga
Menuju ke Pantai Plengkung itu nggak semudah ngelipir ke pantai di Bali. Harus ada perjuangan. Tapi justru di situlah asyiknya. Aku waktu itu naik pesawat ke Bandara Banyuwangi, terus lanjut naik mobil ke Taman Nasional Alas Purwo. Dari situ, ada dua opsi: naik motor trail (seru, tapi debu-debuan) atau naik boat dari Pantai Grajagan (lebih mahal, tapi pemandangannya cakep banget).
Aku pilih naik boat, karena pengen lihat pantai dari sisi yang beda. Sepanjang jalan laut, pemandangannya luar biasa. Laut biru, hutan hijau, dan langit cerah—serasa masuk dunia lain. Dan ketika perahu mulai mendekat ke garis pantai, aku beneran speechless. Pantainya tenang, tapi di kejauhan, ombaknya berdiri tinggi. Bikin merinding!
Suasana di Pantai Plengkung: Damai, Tapi Penuh Energi
Setelah turun dari boat, aku jalan sedikit ke penginapan yang ada di sekitar pantai. Nggak banyak bangunan, dan itu yang aku suka. Suasananya damai banget. Cuma ada suara ombak dan burung hutan. Tapi anehnya, energinya tuh kuat. Mungkin karena banyak surfer dari berbagai negara yang datang dan bawa semangatnya masing-masing.
Aku sempet ngobrol sama salah satu surfer dari Brazil. Katanya, dia udah datang ke G-Land selama lima tahun berturut-turut. Buat dia, ini bukan cuma tempat surfing, tapi tempat buat “reset” hidup. Dan aku bisa relate.
Ombaknya Nggak Main-Main, Gokil!
Kalau ngomongin Pantai Plengkung, yang paling jadi highlight tentu aja ombaknya. Ombak di sini bisa mencapai 6–8 meter, bahkan kadang lebih tinggi kalau musim ombaknya pas. Biasanya antara April sampai Oktober, ombaknya lagi ganas-ganasnya. Tapi tenang, buat pemula ada juga spot yang lebih bersahabat.
Waktu itu aku cuma main di bibir pantai dan belajar paddle. Nggak berani jauh-jauh, karena liat ombaknya aja udah bikin deg-degan. Tapi justru dari situ aku makin kagum sama surfer yang bisa berdiri di atas ombak kayak gitu. Skill-nya sih udah dewa levelnya.
Menginap di Sekitar G-Land: Sederhana Tapi Nyaman
Karena lokasinya masuk kawasan taman nasional, pilihan penginapan memang terbatas. Tapi jangan salah, meskipun sederhana, semuanya bersih dan nyaman. Aku nginep di salah satu camp surfer yang punya vibe kekeluargaan banget. Makanannya enak, ada nasi, sayur, ikan, dan sambal yang selalu bikin nambah. Hehe.
Yang bikin betah, tiap malam ada api unggun kecil dan ngobrol bareng surfer dari berbagai negara. Ada yang cerita pengalaman hampir terseret arus, ada juga yang pamer video waktu dapet barrel perfect. Seru banget pokoknya.
Tips Buat Kamu yang Mau ke Pantai Plengkung
Setelah ngerasain langsung, aku punya beberapa tips nih buat kamu yang pengen ke Pantai Plengkung, terutama kalau ini pertama kalinya:
-
Wajib bawa sunblock. Sinar matahari di sini nggak main-main.
-
Bawa dry bag. Soalnya ombak bisa nyiprat kapan aja.
-
Cash is king. Jangan andalkan kartu atau e-wallet. Sinyalnya aja kadang ngilang.
-
Persiapkan fisik. Jalanan menuju lokasi cukup menantang.
-
Jangan datang pas musim hujan. Akses jadi susah banget.
Dan yang paling penting, jangan buang sampah sembarangan. Kita tamu di rumahnya alam, jadi harus hormat dong.
Pelajaran yang Aku Dapat dari Pantai Plengkung
Kalau dipikir-pikir, perjalanan ke Pantai Plengkung lebih dari sekadar liburan. Aku belajar banyak hal, mulai dari menghargai alam, sampai belajar sabar dan fokus waktu latihan paddle. Bahkan, aku juga belajar bahwa terkadang tempat paling indah nggak bisa dijangkau dengan gampang. Harus ada usaha, dan dari situlah keindahan itu terasa lebih bermakna.
Bahkan setelah pulang, aku masih suka kebayang suara ombaknya. Dan anehnya, itu bikin tenang. Jadi bisa dibilang, Pantai Plengkung bukan cuma tempat, tapi pengalaman yang ngasih perspektif baru dalam hidupku.
Waktu Terbaik Berkunjung ke Pantai Plengkung
Seperti yang aku sempat sebutin tadi, waktu terbaik buat datang ke sini itu antara April sampai Oktober. Itu musim kering, jadi akses lebih gampang dan ombaknya konsisten. Tapi karena itu juga, biasanya ramai di bulan-bulan ini. Jadi, kalau pengen suasana lebih sepi, bisa coba datang di awal April atau akhir Oktober.
Tapi ingat, sepi di sini bukan berarti sunyi banget. Masih ada beberapa pengunjung dan surfer yang datang, jadi tetap aman kok. Malah kadang suasana lebih santai dan nyaman buat menikmati pantainya.
Makanan Lokal di Sekitar Pantai Plengkung
Meskipun tempatnya jauh dari kota, makanan di sini surprisingly enak. Ada warung kecil di camp yang nyediain masakan rumahan khas Banyuwangi. Salah satu favoritku tuh ikan bakar bumbu kemiri sama sambal tempong. Rasanya nendang banget! Apalagi makannya sambil ngadep laut, duh nikmat dunia banget.
Oh ya, jangan harap nemu fast food di sini ya. Justru itu yang bikin pengalaman di Plengkung makin otentik. Makan, tidur, surfing, ngobrol, repeat. Simpel tapi puas banget.
Aku Pasti Balik Lagi ke Sini
Dari sekian banyak tempat yang pernah aku kunjungi, Pantai Plengkung punya tempat khusus di hati. Ada rasa tenang, kagum, dan semacam keterhubungan dengan alam yang susah dijelasin. Kadang aku mikir, kenapa nggak dari dulu aja ke sini?
Kalau kamu suka alam, suka tantangan, atau sekadar pengen ngerasain suasana baru yang jauh dari hingar-bingar kota, Plengkung tuh jawaban sempurna. Aku sih udah masukin ke bucket list buat balik lagi, mungkin tahun depan. Dan kali ini, aku mau serius belajar surfing biar bisa minimal berdiri di atas papan sekali aja. Hehe.
Baca Juga Artikel Berikut: Arung Jeram Progo: Adrenalin, Tawa, dan Pelajaran Hidup