Ada satu aroma khas yang sering membuat orang antara ingin kabur atau justru makin tergoda—ya, aroma jengkol! Tapi di balik baunya yang khas, jengkol justru menyimpan kenikmatan luar biasa, apalagi jika diolah menjadi Jengkol Sambalado, masakan pedas yang mampu menggoyang lidah siapa pun yang mencicipinya. Makanan ini bukan hanya soal rasa, tapi juga nostalgia akan masakan rumah yang sarat kenangan.
Asal Usul dan Popularitas Jengkol di Indonesia

Jengkol, atau Archidendron pauciflorum, adalah tanaman khas Asia Tenggara yang tumbuh subur di Indonesia, Thailand, dan Malaysia. Di Indonesia sendiri, jengkol punya tempat tersendiri di hati para pecinta kuliner tradisional. Terutama di daerah Sunda, Betawi, dan Minangkabau, jengkol sering diolah dengan berbagai cara—disemur, digoreng balado, atau dibakar dengan bumbu khas Cookpad.
Dulunya, jengkol dianggap makanan rakyat biasa. Namun kini, justru banyak restoran modern dan warung makan khas daerah yang menjadikan Jengkol Sambalado sebagai menu andalan. Tak heran, karena rasa pedas dan gurihnya menyatu sempurna, memberikan sensasi makan yang “nendang” di lidah.
Apa Itu Sambalado?
Sebelum membahas lebih jauh, kita perlu tahu dulu: apa itu sambalado?
Istilah “sambalado” berasal dari bahasa Minangkabau yang berarti sambal lada atau sambal cabai. Sambal ini biasanya menggunakan cabai merah besar yang diulek kasar, dicampur dengan bawang merah, bawang putih, garam, dan sedikit jeruk nipis. Ciri khasnya adalah rasa pedas yang segar, bukan pedas yang membakar tenggorokan seperti cabai rawit.
Ketika sambalado ini dipadukan dengan jengkol yang lembut dan sedikit pahit, terciptalah harmoni rasa unik: pedas, gurih, manis, dan aroma khas yang membuat orang tak bisa berhenti menyendok nasi.
Rahasia di Balik Kelezatan Jengkol Sambalado

Tidak semua orang bisa mengolah jengkol dengan benar. Salah sedikit saja, hasilnya bisa keras dan berbau menyengat. Namun, ada beberapa rahasia agar jengkol bisa lembut dan tidak berbau tajam.
-
Rendam Jengkol dalam Air Kapur atau Kopi
Setelah dikupas, jengkol direndam selama beberapa jam dalam air kapur sirih atau air bekas kopi. Cara ini membantu mengurangi bau menyengat sekaligus membuat teksturnya empuk. -
Rebus dengan Daun Salam dan Serai
Banyak ibu rumah tangga menambahkan daun salam, serai, dan bahkan potongan jahe saat merebus jengkol. Selain menambah aroma harum, cara ini juga membantu menetralisir bau. -
Goreng Sebelum Dibalado
Beberapa resep memilih menggoreng jengkol sebentar sebelum dicampur sambal. Tujuannya agar permukaannya agak kering dan bumbu sambal lebih mudah menempel.
Dengan teknik ini, jengkol yang semula dianggap berbau bisa berubah menjadi hidangan lezat yang membuat siapa pun tergoda.
Resep Jengkol Sambalado yang Menggugah Selera
Berikut resep sederhana namun autentik untuk membuat Jengkol Sambalado ala rumah makan Padang.
Bahan-bahan:
-
500 gram jengkol tua, rebus dan geprek
-
10 buah cabai merah besar
-
6 buah cabai rawit merah (sesuaikan tingkat pedas)
-
10 siung bawang
-
8 siung bawang
-
1 buah tomat merah
-
2 lembar daun jeruk
-
1 batang serai, memarkan
-
Garam, gula, dan penyedap secukupnya
-
Minyak goreng secukupnya
Cara membuat:
-
Rebus jengkol hingga empuk (sekitar 30–45 menit), lalu geprek sedikit agar bumbu mudah meresap.
-
Haluskan kasar cabai, bawang merah, bawang putih, dan tomat.
-
Tumis bumbu halus hingga harum, masukkan daun jeruk dan serai.
-
Tambahkan garam, gula, dan penyedap sesuai selera.
-
Masukkan jengkol, aduk hingga seluruh bagian terlapisi sambal.
-
Masak hingga bumbu meresap dan warna jengkol merah menggoda.
Sajikan dengan nasi hangat, lalapan, dan segelas teh manis. Dijamin, makan siangmu jadi tak terlupakan!
Kenapa Banyak Orang Suka (dan Benci) Jengkol Sambalado
Ada dua tipe orang di dunia ini: mereka yang mencintai jengkol, dan mereka yang tidak tahan baunya. Tapi menariknya, banyak orang yang awalnya anti-jengkol akhirnya jatuh cinta setelah mencoba versi sambalado.
Rasa pedas sambalado menutupi sebagian aroma jengkol yang kuat. Ditambah tekstur jengkol yang empuk dan sedikit kenyal, hidangan ini memberikan sensasi “crunchy-lembut” yang unik. Bagi banyak orang, terutama penggemar kuliner pedas, Jengkol Sambalado adalah comfort food sejati—teman sempurna untuk nasi hangat.
Kandungan Gizi dan Manfaat Jengkol
Meski sering dianggap makanan “kampung”, jengkol ternyata punya banyak manfaat.
Kandungan protein, zat besi, dan kalsiumnya cukup tinggi, membantu menjaga kesehatan tulang dan darah. Selain itu, jengkol juga mengandung senyawa alami bernama asam jengkolat, yang dipercaya membantu menurunkan kadar gula darah jika dikonsumsi dalam jumlah wajar.
Namun, tetap perlu hati-hati. Konsumsi berlebihan bisa menyebabkan masalah pada ginjal karena kandungan asam jengkolat yang sulit larut. Jadi, nikmatilah secukupnya—asal tidak setiap hari.
Jengkol Sambalado di Dunia Kuliner Modern
Kini, jengkol tak lagi dianggap makanan kampung. Banyak restoran kekinian yang menjadikannya menu eksklusif, disajikan di piring cantik dengan nasi liwet atau rendang. Di media sosial, video ASMR makan jengkol sambalado sering viral karena bunyi “kriuk” dan tampilan sambal merahnya yang menggoda.
Bahkan beberapa chef muda Indonesia mulai bereksperimen dengan jengkol—mengolahnya jadi pasta, burger, hingga pizza! Meski terdengar aneh, hal ini menunjukkan betapa fleksibelnya jengkol sebagai bahan kuliner nusantara.
Pengalaman Pribadi: Dari Benci Jadi Cinta
Saya sendiri dulunya termasuk tim “anti jengkol.” Setiap kali ibu memasak jengkol, saya pasti memilih makan mi instan. Tapi suatu hari, saat kuliah di Padang, saya tak sengaja mencicipi Jengkol Sambalado di rumah makan sederhana.
Aromanya memang kuat, tapi begitu suapan pertama masuk, saya langsung paham kenapa orang bisa ketagihan.
Pedasnya pas, teksturnya lembut, dan sambalnya meresap hingga ke dalam daging jengkol. Sejak itu, setiap kali makan di rumah makan Padang, saya selalu pesan “balado jengkol satu porsi!”—meskipun teman di sebelah meja mungkin menutup hidungnya.
Makanan yang Sederhana Tapi Bermakna
Jengkol Sambalado adalah simbol kuliner Indonesia yang berani dan jujur—pedas, kuat, dan penuh karakter. Ia mengajarkan kita bahwa kelezatan tak selalu datang dari bahan mewah. Kadang, justru dari sesuatu yang sederhana, berbau kuat, tapi punya cita rasa luar biasa.
Di setiap gigitan jengkol sambalado, ada rasa hangat rumah, kenangan makan siang bersama keluarga, dan kebanggaan akan kekayaan kuliner Nusantara. Jadi, jangan ragu untuk mencicipi kembali makanan ini—siapa tahu, kamu akan jatuh cinta seperti saya dulu.
Baca fakta seputar : culinary
Baca juga artikel menarik tentang : Rahasia Kelezatan Tonkatsu: Daging Goreng Jepang yang Jadi Favorit Dunia
