Gue nggak pernah nyangka bakal segitunya ngikutin Dewa United. Awalnya tuh beneran cuma karena gabut. Suatu sore, gue lagi scroll timeline dan liat cuplikan pertandingan Dewa United di YouTube. Gue pikir, “Ini klub baru siapa sih?” Nggak ada ekspektasi apa-apa, cuma penasaran. Tapi lama-lama, malah jadi ngikutin terus tiap pekannya.
Waktu itu Dewa United masih belum banyak dikenal publik. Tapi justru itu yang bikin menarik. Mereka kayak underdog yang kalem tapi menggigit. Nggak banyak omong, tapi hasilnya keliatan. Kayak lo nemuin band indie yang belum banyak orang tahu, tapi lo udah jatuh cinta duluan sama lagunya. Gitu rasanya.
Gue mulai cari tahu sejarahnya, pemain-pemainnya, siapa pelatihnya, dan gue kaget karena ternyata klub ini punya visi yang serius banget buat masa depan. Nggak kayak klub-klub yang asal main dan berharap hoki. Dewa United dibangun dengan fondasi yang jelas. Manajemennya solid, dan mereka investasi ke pemain, fasilitas, bahkan media sosialnya pun digarap rapi.
Sejarah Singkat Dewa United: Dari Klub Biasa Jadi Penantang Serius
Sports Dewa United FC berdiri tahun 2021, setelah mengakuisisi Martapura FC yang bermain di Liga 2. Gila sih, cepet banget naiknya. Dalam waktu yang bisa dibilang super singkat, mereka udah berhasil promosi ke Liga 1.
Kalau lo tanya kenapa bisa secepat itu, jawabannya ya karena klub ini punya arah. Mereka punya target jelas: bukan sekadar bertahan di Liga 1, tapi bersaing di papan atas. Ini beda sama banyak klub lain yang kadang main di Liga 1 tapi manajemennya kayak nggak tau mau ngapain.
Waktu itu gue nonton langsung pertandingan promosi mereka. Gue inget betul atmosfernya beda. Ada semangat juang yang nggak bisa dibohongin. Bener-bener totalitas. Bahkan pemain cadangannya pun ikut teriak dari bench. Gue yang nonton dari layar aja ikutan deg-degan.
Mengapa Dewa United Bisa Mendominasi? Nggak Cuma Uang, Tapi Visi
Banyak yang bilang Dewa United itu klub “sultan”. Ya, mereka punya dana, itu benar. Tapi menurut gue, uang aja nggak cukup. Banyak kok klub yang dana melimpah tapi tetap gitu-gitu aja. Yang bikin Dewa beda adalah bagaimana mereka pake uang itu.
Mereka investasi ke akademi, fasilitas latihan, hingga ke strategi komunikasi. Bahkan konten media sosial mereka profesional banget. Jauh dari kesan “asal update”. Ini bikin fans ngerasa dekat, dan itu penting banget di era digital sekarang.
Dari sisi taktik, Dewa United juga berani. Nggak main parkir bus terus nunggu serangan balik. Mereka bisa main terbuka, pressing tinggi, dan tetap punya organisasi pertahanan yang rapi. Nggak heran mereka bisa ngalahin klub-klub besar yang udah lama di Liga 1.
Lo liat deh statistik musim ini. Ball possession mereka sering unggul, jumlah tembakan ke gawang juga tinggi. Bahkan lawan-lawan mereka sering frustrasi sendiri karena nggak dapet celah. Dan ya, itu semua hasil dari perencanaan dan kerja keras, bukan sulap.
Skuad Dewa United: Gabungan Pemain Berpengalaman dan Bintang Muda
Satu hal lagi yang bikin gue kagum: komposisi skuad mereka tuh seimbang banget. Ada pemain senior yang jadi leader di lapangan, tapi juga banyak anak muda berbakat yang dapet menit bermain.
Beberapa nama yang menurut gue standout:
-
Risto Mitrevski – Bek tangguh asal Makedonia, punya jiwa kepemimpinan dan jago duel udara.
-
Majed Osman – Gelandang kreatif dengan visi bermain yang luar biasa.
-
Ronaldo Kwateh – Bintang muda Indonesia yang kariernya terus menanjak dan dapet menit banyak di Dewa.
-
Tomi Juric – Penyerang berpengalaman yang bisa jadi pemecah kebuntuan.
Bahkan pelatihnya pun nggak main-main. Mereka nggak asal rekrut. Pelatih yang masuk benar-benar punya rekam jejak taktik yang cocok sama gaya main mereka.
Dan yang paling penting: chemistry antar pemain keliatan banget. Nggak ada ego yang terlalu menonjol. Mereka main sebagai tim, bukan sekadar kumpulan individu mahal.
Prestasi yang Udah Diraih dan Target Selanjutnya
Memang Dewa United belum ngangkat trofi Liga 1 (per Mei 2025), tapi posisi mereka terus naik. Musim lalu, mereka finish di papan tengah, dan sekarang konsisten nangkring di lima besar. Itu udah pencapaian luar biasa buat klub semuda ini.
Mereka juga udah beberapa kali bikin kejutan dengan ngalahin tim-tim besar. Gue masih inget banget waktu mereka menang lawan Arema FC. Gue nonton bareng temen-temen, dan satu kafe heboh. Itu momen yang bikin lo makin jatuh cinta sama tim ini.
Target berikutnya? Jelas dong: zona AFC. Dan kalo manajemennya tetap konsisten kayak sekarang, gue yakin mereka bisa bersaing di Asia juga. Bahkan bukan nggak mungkin dalam 2–3 musim ke depan, mereka bisa juara Liga 1. Asal pemain tetap lapar dan nggak cepat puas.
Pelajaran yang Gue Dapet dari Dewa United
Gue belajar satu hal penting dari Dewa United: bahwa kesuksesan itu soal konsistensi, visi, dan keberanian ambil keputusan. Nggak peduli lo baru atau kecil, kalau lo punya rencana yang solid dan kerja keras, hasilnya bakal ngikutin.
Dewa United juga ngajarin gue bahwa jadi “underdog” itu bukan kelemahan. Justru itu kekuatan kalau dimanfaatkan dengan benar. Mereka diem-diem nyusun kekuatan, nggak banyak gimmick, tapi hasilnya nyata.
Dan buat gue pribadi, jadi fans klub ini juga bikin hidup gue lebih seru. Gue punya alasan buat nungguin weekend. Punya topik obrolan seru tiap nongkrong. Dan yang paling penting, gue ngerasa jadi bagian dari sesuatu yang lebih besar.
Homebase dan Fanbase: Geliat Suporter Dewa United yang Makin Menggila
Dulu, Dewa United sempat “numpang” markas. Tapi sekarang mereka udah punya stadion sendiri di Tangerang, yang jadi simbol keseriusan mereka membangun klub dari akar. Stadionnya memang belum segede stadion-stadion lama macam Gelora Bung Tomo atau GBK, tapi secara fasilitas, udah sangat modern dan nyaman.
Yang bikin makin seru, fanbase mereka makin tumbuh. Gue sempet ngobrol sama beberapa suporter Dewa United yang tergabung dalam komunitas Anak Dewa. Mereka cerita gimana awalnya cuma belasan orang yang nonton bareng, sekarang bisa ratusan. Bahkan tiap matchday di kandang, tribun makin rame, chant makin kompak, dan koreografi udah mulai ada.
Gue pribadi paling seneng lihat klub baru yang bisa narik perhatian fans muda. Dewa United itu klub yang tahu cara deketin Gen Z. Bukan cuma lewat hasil di lapangan, tapi juga lewat sosial media, merchandise yang keren, sampai acara-acara meet & greet yang santai tapi bermakna. Mereka ngerti banget gimana bikin suporter ngerasa “dianggap”.
Dewa United di Mata Tim Lain: Disegani, Tapi Tetap Rendah Hati
Kalo lo perhatiin, banyak pelatih tim lawan yang mulai serius waktu lawan Dewa United. Gak ada lagi tuh yang ngeremehin. Banyak tim-tim mapan yang bahkan lebih hati-hati main lawan Dewa United dibanding lawan klub yang udah lama di Liga 1. Dan itu bukan basa-basi. Mereka tahu Dewa United bisa jadi mimpi buruk kapan aja.
Tapi yang keren dari Dewa, mereka tetap rendah hati. Gak banyak drama di luar lapangan. Manajemennya tenang, pelatihnya gak suka cari panggung, pemainnya juga disiplin. Dan ini yang bikin mereka disukai banyak kalangan. Termasuk gue.
Tantangan ke Depan: Konsistensi dan Tekanan Publik
Tentu, nggak semuanya mulus. Namanya juga klub baru yang tiba-tiba jadi sorotan. Tekanan makin besar. Media mulai sorot, ekspektasi dari fans makin tinggi. Dan di sinilah ujian sebenarnya. Apakah mereka bisa konsisten?
Menurut gue, kunci keberhasilan selanjutnya ada di bagaimana mereka jaga stabilitas internal. Jangan gampang tergoda untuk buang-buang duit buat pemain mahal kalau nggak sesuai sistem. Tetap invest di akademi dan regenerasi. Karena sepak bola itu bukan sprint, tapi maraton.
Gue juga berharap mereka bisa terus transparan ke fans. Komunikasi yang terbuka bikin fans makin loyal. Dan kalau suatu saat mereka kalah, fans tetap ngerti dan tetap dukung. Itu yang bikin klub bisa panjang umur.
Baca juga artikel menarik lainnya tentang Liga Prancis: Serunya Persaingan dan Tim Terkuat yang Patut Diperhitungkan disini